Merayakan Kehilangan - Brian Khrisna |
Judul : Merayakan Kehilangan
Penulis : Brian Khrisna
Penyunting : Juliagar R. N.
Penerbit : Mediakita
ISBN : 978-979-794-527-5
Cetakan : 1
Tahun Terbit : 2016
Tebal : 222 Halaman
Harga : Rp 58.000
“Kau adalah yang selalu aku tulis. Aku adalah yang selalu kau lewatkan.”
Setiap manusia pasti pernah jatuh cinta. Jika kita jatuh cinta pasti pernah merasa kehilangan, terkhianati. Bagaimana rasanya ketika orang yang kita sebut kekasih, pergi meninggalkan kita dan memilih berada dipelukan orang lain? Rasanya pedih banget, ya.
Nah, buat kamu yang lagi ngegalau gegara ditinggal pacar, nampaknya pas banget baca buku ini. Merayakan Kehilangan kepunyaan Brian Khrisna adalah buku romance yang berisikan puisi dan sajak tentang rasanya terluka. Dimana penulis mengungkapkan rasa cintanya, sedihnya, untuk seseorang yang ia sayangi yang justru pergi meninggalkannya bersama orang lain.
Buku ini seperti membaca penggalan surat yang ingin disampaikan untuk seorang kekasih yang telah mengkhianati cinta. Bagaimana ia berjuang melewati waktunya yang kelam, berusaha menerima sebuah kenyataan bahwa ia dan kekasihnya sudah enggak lagi bersama, berusaha move on dari bayang-bayang masa lalunya. Bagaimana amarah, dan begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam benak, saat apa yang direncanakan berakhir dengan pengkhianatan. Dan bagaimana akhirnya dia mampu mengikhlaskan semuanya.
Ada part yang aku suka dan apa yang penulis sampaikan itu mengena banget di hati. Yaitu saat si “Aku” sudah mulai move on, diundang kepernikahan ke orang yang kini ia sebut sebagai teman baiknya. Pada kolom R.S.V.P di undangan tersebut si “aku” harus menuliskan sebuah nama yang akan mendampinginya saat ia hadir dipernikahan tersebut. Ia hanya menuliskan “Aku akan datang dengan seseorang”. Di hari pernikahannya, saat sedang memberikan selamat kepada teman baiknya itu, ia ditanya, “kenapa kamu datang sendiri? Mana wanitamu?” Ia hanya tesenyum dan menyerahkan kertas R.S.V.P yang diberikan oleh receptionist. Di sana tertuliskan namanya bersanding dengan nama teman baiknya itu. Dan di bawah nama mereka tertulis sebuah pesan Setia adalah bentuk lain dari terima kasih. Oleh karena itu, aku selalu setia berada disampingmu. Terima kasih pernah hadir dalam hidup ku. Sekarang kamu sudah tidak sendirian lagi, sekarang kamu sudah tidak perlu aku lagi.
Secara keseluruhan buku ini sangat enak dinikmati, karena pada isinya banyak orang yang pernah mengalami. Namun sayangnya, untuk aku pribadi, secara alur cerita rasanya agak kurang. Kalau hanya menemukan rasa amarah dan kecewa, memang dapet banget. Tapi aku baru benar-benar merasakan apa yang penulis ingin sampaikan itu ya, di part favorit di atas tadi.
Pesan yang tersitat, penulis sepertinya ingin menyampaikan bahwa segala rencana hidup yang kita susun belum tentu akan berjalan baik. Termasuk dalam hal cinta. Enggak selamanya patah hati dan pengkhianatan itu buruk, justru dengan adanya hal itu diri kita dipersiapkan untuk menghadapi hal yang paling meyakitkan, dan kita bisa belajar untuk lebih menghargai orang yang kita sayangi. Dan enggak semua masalalu yang buruk itu adalah hal buruk, karena setelah melalui hal buruk, kita akan bertemu dengan masa depan yang baik. Sama halnya dengan si “aku” pada buku ini, yang akhirnya menemuka seorang wanita yang bisa membuat matanya terus ingin menatapnya, yang bisa menemani setiap langkahnya, bukan sebagai pengganti masa lalunya melainkan sebagai pemilik ruang hatinya.
Setiap manusia pasti pernah jatuh cinta. Jika kita jatuh cinta pasti pernah merasa kehilangan, terkhianati. Bagaimana rasanya ketika orang yang kita sebut kekasih, pergi meninggalkan kita dan memilih berada dipelukan orang lain? Rasanya pedih banget, ya.
Nah, buat kamu yang lagi ngegalau gegara ditinggal pacar, nampaknya pas banget baca buku ini. Merayakan Kehilangan kepunyaan Brian Khrisna adalah buku romance yang berisikan puisi dan sajak tentang rasanya terluka. Dimana penulis mengungkapkan rasa cintanya, sedihnya, untuk seseorang yang ia sayangi yang justru pergi meninggalkannya bersama orang lain.
Buku ini seperti membaca penggalan surat yang ingin disampaikan untuk seorang kekasih yang telah mengkhianati cinta. Bagaimana ia berjuang melewati waktunya yang kelam, berusaha menerima sebuah kenyataan bahwa ia dan kekasihnya sudah enggak lagi bersama, berusaha move on dari bayang-bayang masa lalunya. Bagaimana amarah, dan begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam benak, saat apa yang direncanakan berakhir dengan pengkhianatan. Dan bagaimana akhirnya dia mampu mengikhlaskan semuanya.
Ada part yang aku suka dan apa yang penulis sampaikan itu mengena banget di hati. Yaitu saat si “Aku” sudah mulai move on, diundang kepernikahan ke orang yang kini ia sebut sebagai teman baiknya. Pada kolom R.S.V.P di undangan tersebut si “aku” harus menuliskan sebuah nama yang akan mendampinginya saat ia hadir dipernikahan tersebut. Ia hanya menuliskan “Aku akan datang dengan seseorang”. Di hari pernikahannya, saat sedang memberikan selamat kepada teman baiknya itu, ia ditanya, “kenapa kamu datang sendiri? Mana wanitamu?” Ia hanya tesenyum dan menyerahkan kertas R.S.V.P yang diberikan oleh receptionist. Di sana tertuliskan namanya bersanding dengan nama teman baiknya itu. Dan di bawah nama mereka tertulis sebuah pesan Setia adalah bentuk lain dari terima kasih. Oleh karena itu, aku selalu setia berada disampingmu. Terima kasih pernah hadir dalam hidup ku. Sekarang kamu sudah tidak sendirian lagi, sekarang kamu sudah tidak perlu aku lagi.
Secara keseluruhan buku ini sangat enak dinikmati, karena pada isinya banyak orang yang pernah mengalami. Namun sayangnya, untuk aku pribadi, secara alur cerita rasanya agak kurang. Kalau hanya menemukan rasa amarah dan kecewa, memang dapet banget. Tapi aku baru benar-benar merasakan apa yang penulis ingin sampaikan itu ya, di part favorit di atas tadi.
Pesan yang tersitat, penulis sepertinya ingin menyampaikan bahwa segala rencana hidup yang kita susun belum tentu akan berjalan baik. Termasuk dalam hal cinta. Enggak selamanya patah hati dan pengkhianatan itu buruk, justru dengan adanya hal itu diri kita dipersiapkan untuk menghadapi hal yang paling meyakitkan, dan kita bisa belajar untuk lebih menghargai orang yang kita sayangi. Dan enggak semua masalalu yang buruk itu adalah hal buruk, karena setelah melalui hal buruk, kita akan bertemu dengan masa depan yang baik. Sama halnya dengan si “aku” pada buku ini, yang akhirnya menemuka seorang wanita yang bisa membuat matanya terus ingin menatapnya, yang bisa menemani setiap langkahnya, bukan sebagai pengganti masa lalunya melainkan sebagai pemilik ruang hatinya.
Aku baca tulisan si brian cukup dintumblr. Sedangkan uda dan mbak cindra sanpe beli bukunya. Duh typo.
BalasHapusMales editnya
Mungkin uda dan aku jenis manusia yang konvensional. lebih suka baca dalam bentuk fisik bukan lewat digital wkwkwkwk
HapusBuku romance yah.. Kayanya puitis banget yah bukunya...Aku nggak begitu suka sih buku puitis begini tapi kayanya baca review bunda jadi pengen baca hohoho
BalasHapusEnggak ada salahnya mencoba sesuatu yang enggak kita sukai ya, Jen
Hapuswah menarik nih bukunya... pengen beli ah...
BalasHapusSiap-siap baper
Hapusbelum pernah baca bukunya langsung sih. tapi, kayanya dari alur ceritanya kurang menarik. Jadi mikir dua kali nih mba bacanya
BalasHapusMemang agak kurang di alurnya yang bikin kurang sedap bacanya
Hapussuka galau.. kadang suka baca cerita yang picisan.. kadang nggak suka kalo kesannya terlalu bagus untuk menjadi benar.. apa sih?? too good to be true..
BalasHapusku bingung maksud kamu wkwkwkwk
HapusLagi musim hujan di Bogor nyaris seharian hujan.. kayaknya asyik nih buku sambil minum capuccino di rumah dan Blogwalking
BalasHapustambah gorengan lebih nikmat
HapusAku beli buku ini karenab"Wowww Mbeer udah nerbitin buku!" Biasanya baca tumblr nya. Tapi aku blom tamat, tertimbun buku-buku lainnya.....
BalasHapusBegitupun aku yang baru bisa menyelesaikan buku ini 1 bulan, Karena tertimbun komik baru
HapusWah ceritanya agak bingung ya. Padahal paling seneng baca novel. Cari referensi lagi ah, kalau banyak yang gak oke batal aja beli hihi
BalasHapusmendingan bukunya Fiersa Besari mbak
Hapusih quote2 nya jleb banget di hati :(
BalasHapus:D begitulah mbak
HapusBaca reviewnya, buku ini kayanya bikin pembaca baper. Tokoh "aku"nya bolehlah merayakan kehilangan, tapi kesan terluka tak mudah hilang begitu saja.
BalasHapusPada akhirnya banyak yang baper karena pernah mengalami atau sedang mengalami, ya mbak
HapusCocok untuk yang sedang kasmaran ya...mengingatkan, kalau tidak perlu meratapi kehilangan
BalasHapusbener banget mbak
HapusPasti tulisan2nya bikin baper setengah mati. Terutama untuk orang2 yg saat itu lagi patah hati.
BalasHapusSiapin tissue
HapusBlm baca. Kehilangan itu gak brarti buruk sih
BalasHapusTapi biasanya, pada awal kehilangan kita pasti merasa dunia seperti runtuh
HapusWah .... ada bahan bacaan baru nih. Ntar mau nyari di gramedia lah
BalasHapusJangan nyari di RM padang ya kak :D
HapusDi Part yang Mbak Cindra suka itu cukup ngena juga ya. Duhhhh
BalasHapusIya nuy (ngetik sambil madep belakang, kayak foto2 nuri)
HapusAku mah ngeri baper kalo baca beginian.
BalasHapusKamu baca doraemon aja baper, kak
Hapusbaca buku romantis akan membuat saya terhenti di tengah jalan..dan enggan melanjutkannya.. :)
BalasHapusSama kak, tapi supaya tau akhirnya apalagi pilihannya selain tetap membacanya hingga akhir cerita
Hapusaiih...kok bisapas banget dengan buku yang baru tadi sore tak pinjem dari rekan kantor judulnya ya itu bahkan sebuah kehilangan pun patut di rayakan, sayangnya belum sempet dibaca sih, keburu buka blog
BalasHapusCoba di baca mang.. terus di review. eaa
HapusAku suka sama judulnya! Dan beberapa pekan setelah aku minta review dari kakak tuh aku beli bukunya loh meskipun sampai sekarang belum baca karena ceritanya nungguin review dulu :3
BalasHapusAku sendiri belum bisa moveon untuk sekarang ini,
iya... moveon dari skript-sweet,
makanya belum bisa banyak baca bebas :'D
Terimakasih reviewnya, kak! ;)
Terima kasih sudah mampir. Walau bukunya ada kekurangan menurut aku pribadi, tapi masih manis untuk di baca. Selamat membaca
HapusKalau udah move on bisa terkenang kenang tuh? Wkwk...
BalasHapushahahaha, mengingat kenangan enggak salah. Yang salah itu terpaku oleh kenangan :D
HapusMoodnya lagi kayak gini kayaknya bukunya cocok deh. Hmm
BalasHapusPerlu siapin tissue kalau begitu
Hapusmantap, bisa dibilang lagi menggambarkan suasana hati saya banget si. sayangnya, saya belum sampai ke level ditinggal kawin :")
BalasHapusBerarti level ditinggal kawin itu, level tertinggi
Hapus