Rabu, 04 November 2015

Takdir Tidak Mau tahu

Sumber Gambar: http://dejavui.blogspot.com

Ia jatuhkan tubuhnya yang kekar di atas tubuhku, nafasnya menderu menandakan dia mencapai klimaks dan puas dengan pemainan cinta yang baru saja kami lakukan. Lalu dia mengangkat tubuhku dan memelukku dengan erat sambil mengucapkan I love you, darl.

Mukaku memerah, kupandangi wajahnya dengan teliti. Pria tampan ini adalah Mas Adam, suamiku, seorang Co. Pilot di salah satu airlines ternama di Jakarta. Kami baru saja menikah, dan betapa bahagianya aku memiliki seorang pendamping hidup seperti Mas Adam.

 “Kok ngelamun?”

 Pertanyaan Mas Adam membuatku kaget

“Aku lagi ngebayangin rencana honeymoon kita besok Mas, aku nggak sabar pengen lihat Dubai” Jawabku semangat.

Tiba-tiba Ponsel Mas Adam berbunyi.

Hallo, who is speaking?

Okay, I’ll be right there

“Siapa Mas?” tanyaku penasaran

Hal Yang Perlu Diperhatikan Jika Mau Menikah

Sumber Gambar: pixabay.com
Setelah kemarin aku share tentang hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk menikah di Nikah, yuk!, sekarang aku kasih tau hal yang harus dilakuin pasangan yang akan menikah.

Nikah itu butuh banyak biaya, nikah itu butuh persiapan, baik lahir, batin, dan waktu. Nikah itu adalah pengalaman sekali seumur hidup, semua orang maunya begitu. Jadi persiapkanlah hari spesial itu secara matang, jangan terburu-buru.

Mulailah bicarain tempat, pernikahan kamu nanti mau di rumah atau di gedung. Hal ini berkaitan dengan budget dan ketersediaan waktu gedungnya. Apa saja yang perlu diperhatiin?

Nikah, Yuk!


sumber Gambar: serbasejarah.wordpress.com

Siapa yang belum kawin eh, nikah? Pasti pada pengin dong, ngerasain naik pelaminan jadi raja dan ratu sehari bareng sama pacar? Pengin banget! Atau siapa yang lagi rencana mau nikah?

Tapi kalau boleh aku kepo, apa dulu sih, alasan kalian mau nikah?
  1. Capek pacaran
  2. Tuntutan orangtua
  3. Mentok di umur
  4. Kepengin nikah muda
  5. “Kecelakaan"
  6. Dll.
Yang pasti apapun alasannya semua pasangan kekasih mau menyatukan cinta mereka, dan diakui oleh Agama serta Negara (kayak pelajaran PMP jaman SD :D).

Selasa, 03 November 2015

Mukadimah

Sumber Gambar: Pixabay.com


Assalamualaikum Wr. Wb.

Semoga kalian sehat selalu ya, teman.

Ini adalah mukadimah ke 2 di blogku. Mungkin untuk kalian yang pernah tahu atau pernah mem-follow blog aku terdahulu lantai-dansa.blogspot.com bertanya kenapa aku bikin blog baru? Kenapa nggak ngelanjutin blog aku yang dulu?

Actually, in this moment aku mau ngabarin kalau blogku lantai-dansa.blogspot.com entah kenapa udah nggak bisa aku akses lagi. Kemungkinan diambil alih orang lain, ya, entah siapa orangnya. Sampai detik ini pun aku masih bingung apa maksud dari orang itu. Secara blogku nggak ada yang spesial, pengikutnya pun cuma 29 orang hahaha.. Isinya nggak ada yang berharga, dijadiiin duit pun belum bisa, terbukti belum ada ads yang nyangkut di sana.

Sebenarnya sudah sebulan ini ada yang aneh di dashboard blogku. Pertama-tama posting-an yang udah ter-posting ada 101, terus nyusut jadi 63, terus nyusut lagi jadi 30an, eh, sekarang malah diambil alih. Udah banyak yang bilang, nggak mungkin bisa diambil alih kecuali orang itu tau password gmailku. Aku taulah itu, tapi kenyataannya aku udah ganti password dan itu tetap kejadian.

Sedih? Iya. Marah? Enggaklah. Mungkin orang itu lagi butuh hiburan karena nggak bisa gaul di dunia maya, jadi butuh blog aku supaya jadi famous hahaha..

Tapi bukan Cindra namanya kalau meratapi musibah. Toh, dibalik masalah selalu ada hikmahnya. Berkat “kamu” ambil paksa si lantai-dansa, aku sekarang jadi punya web baru dengan "embel-embel" .com dibelakangnya :p. Aku juga bisa re-design web yang lebih simple dan enak dilihat *menurutku lho* Jadi selamat menikmati berdansa di lantai-dansa yang bukan milik “mu” ya. Sedangkan aku akan menikmati hariku di Ruang Imajinasi di mana aku sanggup melihat “mu” dari setiap celah pikiran “mu”.

Buat teman-teman yang suka mampir di lantai-dansa, sekiranya blog itu update sewaktu-waktu, itu bukan lah aku, Cindra Prasasti. Dan tanpa mengurangi rasa hormat, dengan segala kerendahan hati, aku, Cindra, mantan pemilik www.lantai-dansa.blogspot.com hari ini memperkenalkan web terbaru ku www.cindraprasasti.com Silahkan yang masih sudi mem-follow, saya akan follow back.Atau yang mau kenal sama aku dulu boleh klik Cindra Prasasti.

Ah, aku rasa udah cukup mukadimahnya. Aku harus kembali ke titik 0 dan memulai semuanya dari awal lagi di Ruang Imajinasi ini.



Cheers!

Kamis, 18 Juni 2015

Ayah Dan Paru-Parunya


www.pulsk.com
“Dek, temenin ayah sebentar. Ayah enggak bisa tidur, nih”
Suara ayah mengagetkanku yang sedang terlelap tidur. Ku lihat handphone, jamnya menunjuk ke pukul 01.00 dini hari.
Ku sibakan selimutku dan beranjak malas ke ruang keluarga untuk menemani ayahku berbincang.
“Ayah nyesek banget, nih, dek. Sudah hari gini masih enggak bisa tidur, ayahkan jadi bingung”
“Sabar, yah. Emang apa yang Ayah pikirin?” aku mencoba bertanya
“Ayah enggak mikirin apa-apa. Cuma nyeseknya ini yang enggak tahan”
“Iya, sabar, kan lagi diobatin. Semua butuh proses enggak instant, yah” aku mencoba menyemangati ayahku.

Hingga pukul 03.00 kami ngobrol, aku mendengarkan keluh kesah tentang penyakitnya, sampai akhirnya ayahku masuk ke kamar dan mencoba untuk tidur. Aku tetap berada di ruang keluarga atas permintaannya, sampai ia bener-benar tidur pulas.

Ayahku divonis sakit paru-paru sejak 3 tahun yang lalu. Beliau memang perokok berat dari saat duduk di Sekolah Menengah Atas hingga usianya 55 tahun.

Awalnya ayahku hanya mengalami sesak napas seperti orang asma. Beliau bertanya ke tetangga depan rumah yang notabene adalah dokter spesialis penyakit paru. Saat itu ayahku hanya diberi obat sejenis symbicort, harganya Rp 600.000/30 pcs. Dengan obat tersebut ayahku masih dapat beraktifitas dengan baik. Walau seorang pensiunan di salah satu surat kabar harian di Jakarta, ayahku mempunyai kerjaan sampingan bersama rekan sejawatnya yaitu membuat majalah untuk para manula.

Setahun memakai symbicort, kelihatannya rasa sesaknya tidak kunjung hilang sehingga dokterpun menganjurkan memakai obat tersebut sehari 2x.

Suatu saat symbicort sedang kosong pabrik. Ayahku pun berjuang tanpa obat itu tapi enggak kuat. Sayangnya saat itu dokter spesialis parunya sedang enggak di Jakarta, membuat syahku banting setir berobat ke dokter umum. Beliau diberikan beberapa obat, aku lupa obat apa saja. Tapi setiap kali minum obat dari dokter itu, ayah langsung merasa mual. Beliau berhenti minum obat itu karena terlalu keras sehingga mengganggu lambung dan hampir mengalami gangguan fungsi hati.

Di awal tahun 2015, ayah dilarikan ke Rumah Sakit dan dirawat selama 5 hari karena sesak napasnya kian parah sampai enggak mampu bernapas sendiri tanpa bantuan oksigen.

Hingga kini ayahku hidup dengan tabung oksigennya, obat symbicort-nya, obat parunya, dan obat uapnya (combivent). Sesak nafasnya membuat tidurnya terganggu. Pernah ia 2 hari berturut-turut enggak tidur, batuk dan mengeluarkan flek darah.

Kemarin, Dokter memintanya untuk melakukan test laboratotium dahak dan rongent untuk yang ke 3 kalinya. Pada dahaknya semua hasil negatif, namun pada rongent paru-parunya mengalami kemunduran dari hasil rongent yang sebelumnya. Dokter menjelaskan bahwa salah satu paru-paru ayah *aku lupa sebelah mana* mengalami kerusakan dan enggak bisa bekerja dengan normal lagi, ibarat balon tiup banyak sisi-sisinya yang bolong. Paru-parunya pun penuh flek hitam akibat nikotin rokok yang menempel dan enggak bisa dihilangkan.

Kini hidup ayahku mengandalkan satu paru lainnya yang masih sehat, bukan hanya beliau saja yang berjuang tetapi seluruh organ tubuhnya pun harus berjuang. Karena organ-organ di tubuh itu mereka seperti saudara, jika 1 sakit, yang lainpun ikutan sakit karena saling terhubung.

The End

Kisah ini diceritakan bukan untuk memamerkan penyakit Ayah. Tapi aku hanya berharap para perokok segera menghentikan hobby-nya itu. Lihatlah akibat yang akan kalian alami jika terus menghisapnya. Penyakit yang akan kalian hadapi bukan penyakit ringan, penyakit itu membutuhkan biaya yang sangat besar, dan membutuhkan kesabaran bagi keluarga yang menemaninya.
Berilah hak sehat untuk tubuhmu, sehingga kamu bisa memberikan hak sehat ke orang lain disekitarmu.