Senin, 21 Desember 2015

Aku dan Hijab

 
#DareToShare- www.unidzalika.com



Assalamualikum,

Ketika lagi blog walking, aku nemuin 1 posting-an yang membuat aku berhenti sejenak di unidzalika.com. “Wah, Uni lagi bikin give away tentang pengalaman yang bersinggungan dengan hijab, nih" Pikirku kala itu.

Give away yang bertajuk #DareToShare, langsung bikin aku kepengin ikutan. Sebenarnya bukan karena mengincar hadiah atau apa, hanya karena pas kebetulan aku memang lagi mau posting tentang pengalamanku berhijab, jadi sekalian, deh, hehehe..

Aku termasuk newbie dalam dunia perhijaban, baru 5 bulan aku memutuskan untuk menggunakan hijab. Sebenarnya keinginan berhijab sudah terpikir olehku sejak 2 tahun lalu, namun begitu banyak keraguan, kekuatiran dalam hatiku terkait dengan keterbatasanku dalam mencari rejeki, ijin dari atasanku, ijin dari keluarga, keterbatasanku dalam bergaul, belum baiknya ibadahku, sholat masih suka bolong-bolong, dan keribetan dalam berpakaian sampai ngebayangin gerahnya berpakain muslimah. Aku rasa setiap wanita muslim yang belum berhijab, pasti ada rasa seperti yang aku alami.

Entah sudah berapa sahabat, saudara yang menasihati aku untuk mulai berhijab. Saat itu aku menjawab “Aku belum mampu berhijab, ibadahku masih bolong-bolong, hatiku belum terpanggil. Daripada nanti aku setengah hati dan tidak istiqomah, lebih baik nanti saja saat aku siap”. Kalimat “aku belum siap” selalu menjadi jawaban.

Namun, saat Ramadhan di tahun 2015, selama 3 malam berturut-turut aku diberikan mimpi yang aneh, lebih tepatnya seram, sih. Malam pertama, aku bermimpi, aku berada di dalam ruang kosong, dan gelap. Entah di mana, tapi tidak ada apapun dan siapapun di sana, hanya aku. Aku teriak minta tolong, memanggil ibuku, ayahku, semua orang yang aku kenal namun tidak ada satu orangpun yang menjawab. Hingga aku merasa bahwa aku sedang berada di dalam kubur. Aku hanya mampu ber-istighfar. Malam ke dua, aku bermimpi sedang menghadapi kiamat (setidaknya itu yang ada dipikiranku kala itu), semua porak poranda, semua berlari, hingga aku terpisah oleh semua keluargaku. Malam ketiga, aku bermimpi aku tertidur di ruang sempit. Aku hanya terbujur tanpa mampu membalikan badan.

Setelahnya, setiap kali aku membuka facebook, aku selalu menemukan cerita tentang siksa neraka untuk para wanita muslim yang tidak menutup auratnya. Dari situ aku merasa Allah sedang menyentuh imanku agar aku memperbaiki diri. Aku mulai bertanya ke seorang sahabat muslimah tentang keinginanku untuk mulai berhijab. Satu kalimat yang menohok sekali di hatiku “Udah tua lo, mau kapan lagi nutup aurat” hehehe.. kalau bawa umur susah, ya.

Tepat seminggu setelah Ramadhan berlalu, tanggal 29 Juli 2015, dengan membaca Bismillah, aku mencoba menepiskan semua keraguan, kekhawatiran yang selalu menari-nari di hati. Aku pasrahkan segalanya, termasuk rejekiku hanya kepada Allah. Alhamdulillah semua lancar dan insyaAllah aku istiqomah, bukan, tapi harus istiqomah.

Sekarang kalau inget semua hal yang membuat aku ragu untuk berhijab suka malu sendiri. Kenapa aku harus ragu? Kenapa aku harus kuatir? Bukannya berhijab itu adalah kewajiban yang harus dilakukan setiap muslimah.

Sebelum mengakhiri cerita, aku punya saran untuk para wanita muslim:

Berhijab adalah ibadah, berhijab adalah kewajiban yang harus dilakukan. Jika kamu belum berhijab karena merasa ibadahmu masih berantakan, dan kamu menunggu ibadahmu benar baru berhijab, dijamin seumur hidupmu kamu tidak akan melakukan kewajibanmu yang satu itu (red. Berhijab). Jadi ubahlah pikiranmu manjadi begini, “berhijablah, maka ibadahmu akan sempurna”. Karena dengan kita memakai hijab, segala tingkah laku akan terjaga dan berubah menjadi lebih baik, termasuk sholat. Ketika kamu sudah berhijab, maka kamu akan malu jika sholatmu bolong-bolong, jika kelakuanmu buruk. Janganlah pernah ragu jika kamu berada dijalan yang benar, pasrahkan dan yakin kepada Allah SWT. Percayalah bahwa penciptamu tidak akan menelantarkan makhluknya yang berada dekat dengan Nya. Dan percayalah, Allah mempunyai banyak cara untuk mengetuk iman makhluk ciptaannya agar menjadi lebih baik lagi.

Semoga cerita ini bermanfaat, and nice to share it with you 

Wassalamualaikum.


PS: Cerita ini hanya berisi pengalaman pribadi saja, tanpa maksud memprovokasi. Tulisan inipun hanya untuk diikutsertakan dalam giveaway #DareToShare




Jumat, 11 Desember 2015

Rindu Masa Lalu

@cindraprasasti

“Beli kado apa kita Dam?”
Auk, bingung”
“Beliin softex aja deh, pasti kepakai kan?”
“Agak gimana sih, tapi daripada nggak ada ide”

Akhir dari percakapan gue sama Adam teman sehidup gue, yang sudah 1 jam nggak nemuin kado apa yang akan kita kasih ke Putri teman sekelas gue dan Adam yang hari ini ulang tahun.

“Pertanyaan selanjutnya, kita beli softex di mana?”
“Coba cari di matrial aja bro”
“Lo kira softex bakal campuran semen!”
“Ya elo pake nanya ke gue! Noh warung, mendingan lo buruan beli di situ” Suruh Adam sambil nunjuk ke warung
“Gue?? Elo aja kali! Lo kira gue cowok apaan pake begituan” sambil niru suara banci
“Ya terus siapa yang beli nih? Kita berdua aja deh, biar adil”
“Oke”

Kita berdua udah kayak pasangan homo yang mau masuk hotel. Tapi begitu sampai di depan warung, gue dan Adam kompakan berhenti.

“Gue nggak bisa begini Dam! Nggak bisa! Mau taruh di mana harga diri gue sebagai lelaki tulen? Masa gue beli pembalut, kalau sampai fans gue lihat gimana?”
“Ah, sempak! Gini deh, kita ke rumah Rindu aja yuk? Kan deket tuh dari rumah Putri, ntar kita minta tolong dia beliin pembalutnya”

Gue dan Adam langsung cabut kerumah Rindu. Rindu itu temen SMP gue dan Adam. Tapi kalau sama Adam, Rindu sudah temenan sejak SD. Rindu Orangnya asik, jago main gitar dan organ, dia nggak gampang ngambek atau marah sekalipun diledek. Rindu sempat jadi temen sekelas gue waktu SMP. Badannya gemuk, pakai kacamata, rambutnya selalu dipotong Sheggy. Nggak ada yang menarik lah di diri Rindu kalau menurut gue.

“Assalamualaikum, Rindu!” panggil gue dan Adam berbarengan
Seorang wanita paruh baya keluar, itu Ibunya Rindu. Gue dan Adam langsung cium tangan
“Rindu, ada bu?”
“Ada, ayo masuk”

Gue pun ngikutin si Ibu masuk ke dalam rumah.

“Ndu, ada temen kamu nih” Panggil sang ibu
“Iya” Suara lembut Rindu terdengar dari balik ruangan yang gue tahu itu adalah kamarnya.
“Woy, Dam, Ndi, tumben lo pada ke sini. Gue kira udah lupa jalan rumah gue”

Sosok perempuan dengan celana pendek berwarna putih, kaki dan pahanya yang mulus berdiri di depan gue. Shit, siapa ini yang ada di depan gue? Ini Rindu? Rindu yang gendut, yang menurut gue nggak menarik? Ini beneran dia? Kemana lemak-lemak ditubuhnya? Badannya tidak lagi gendut.

Suara Adam dan Rindu hanya terdengar sampai telinga gue, tanpa mampu gue ikutan nimbrung dalam percakapan mereka. Tiba-tiba otak gue mengalami gangguan koma sesaat. Rindu terlihat menarik, dan mata gue nggak mampu teralihkan darinya.

Saat Rindu bangun dari duduknya, semua lamunan gue buyar.

“Mau ke mana si Rindu, Dam?”
“Beli pembalut”
“Lah, lagi dateng bulan dia?”
Et, Zigot! Lah kan kita minta tolong sama dia buat beli kado si Putri. Lo gimana sih? Dari tadi gue perhatiin cuma bengong doang, mana pake ngiler-ngiler lagi”
“kaget gue, Dam..” belum sempat gue lanjutin, Rindu balik sambil bawa sebungkus pembalut wanita.
“Nih, trus ini dibungkus pake apa?” tanya Adam
“Iya lupa nggak beli kertas kadonya”
“Gini aja nggak usah dibungkus tinggal tambahin pita aja, gimana?” kita berdua mengangguk kompak tanda setuju sama usul Rindu.

Setelahnya, gue dan Adam Pamitan. Nggak lupa tukeran nomer HP dan bilang terima kasih ke Rindu.
Bayangan muka Rindu menemani gue sepanjang jalan menuju rumah Putri. Sahabat kecil gue yang dulu gue kenal masih pakai rok biru, sekarang jadi pribadi yang menarik. Tapi sikap dan sifatnya nggak pernah berubah, Rindu tetap hangat, ceria, baik dan nggak pernah marah walau dibercandain bagaimanapun. Dia masih sama dengan Rindu yang dulu.

“Rindu  cantik ya, Dam sekarang”
“Iya beda banget ya, sama pas SMP. Kenapa lo? Naksir? Ngaca broh, si tya lo mau ke manain?”

Pertanyaan Adam rasanya nggak perlu gue jawab. Yang pasti gue seneng bisa ketemu Rindu hari ini. Pertemuan pertama kali setelah 4 tahun kita nggak pernah berjumpa sekalipun. Haaah.. ternyata waktu cepat sekali berlalu, dan tiba-tiba ada sebuah Rindu menyelip di kalbu, tentang masa-masa itu.




Senin, 30 November 2015

Bikin Video Dengan Video Scribe [Tutorial]

Hai!

Kali ini aku mau share tutorial video. Awalnya aku penasaran gimana ya, cara orang-orang bikin video yang modelnya kayak orang ngegambar gitu hihihi.. bingung ngejelasinnya.

Lalu salah seorang sahabat kasih masukan untuk pakai Sparkol, itu video maker yang user friendly apalagi untuk pemula macam aku ini. Alhasil searching lah tentang Sparkol di mbah google dan youtube. Setelah dibaca dan ditonton video-nya, kayaknya gampang banget bikinnya. Langsung deh, download dan eksekusi.

Buat kamu, yang mau nyoba-nyoba ikutan bikin video, nih, aku kasih tau caranya. Sebelumnya jangan lupa download aplikasinya dulu ya, di www.sparkol.com. Oh, ya, untuk mendapatkan aplikasinya, kamu harus bikin account dulu di sparkol.com gampang kok, cuma register pakai email lalu konfirmasi email dan  selesai.

Pilih saja yang free download, atau pakai yang trial selama 7 hari juga boleh. Kalau mau yang berbayar pun bisa hihihi..

Untuk tutorial ini aku pakai yang trial, karena aku cuma pengin tahu saja bagaimana bikinnya. Berikut tutorial-nya :

1. Login video scribe
2. Create new frame

cindraprasasti.com
 3. Tinggal ditambah-tambahin deh, gambar atau text yang mau kamu bikin.
 
cindraprasasti.com

cindraprasasti.com
Atur urutan frame dan waktunya

cindraprasasti.com
  4. Biar makin yahud video yang kita buat, bisa ditambahin musik sebagai backsound video.


cindraprasasti.com

This is it! Video-nya sudah jadi. Di Video Scribe, karena aku pakai yang trial kelihatannya hasilnya tidak bisa di convert ke tipe file media lain seperti WMV, AVI, MOV, harus pakai yang go pro dan itu berbayar. Tapi tenang, video yang kamu buat itu tetap bisa di share ke Facebook, Youtube, atau dibikin ke dalam bentuk pdf buat presentasi.

Ini dia! Video yang aku bikin, dan sudah di upload ke youtube. di-like dong, hehehehe.. :D


 Gimana? tertarik bikin video-nya?

 Happy blogging!





Rabu, 25 November 2015

Pahlawan Tanpa Tanda Baca



http://coretanescher.blogspot.co.id

25 November adalah hari ulang tahun untuk semua guru-guru di Indonesia. Para gurulah yang membuat kita bisa tahu isi dunia tapi tidak meminta timbal balik, hingga mereka menyandang predikat Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.


Nah, biar pas sama moment-nya hari ini aku juga mau ngasih gelar untuk orang-orang yang udah berjasa dalam hidupku khususnya, dalam beberapa kategori.

1. Pahlawan Tanpa Tanda Titik (.)

Ungkapan ini aku tujuin ke semua ibu, bunda, mommy, mother, mama, emak (apapun penyebutannya) sedunia. Kenapa "tanpa tanda titik"? Karena jasa seorang ibu, mama, mommy,dll itu nggak berbatas. Kalau kamu mau bikin cerita tentang jasa seorang ibu silahkan dicoba deh, dijamin cerita kamu itu pasti isinya tanda koma (,) melulu. Tau nggak? bahkan mungkin saat sudah meninggalpun andai masih diberikan kesempatan memohon kepada Tuhan, seorang ibu masih akan memohon ampunan dosa untuk anaknya. Rasa sayang mana lagi yang sanggup kamu dustai? (love you, bu).

2. Pahlawan Tanpa Tanda Seru (!)

Kalau yang satu ini aku tujuin khusus untuk ayahku, karena gaya mendidiknya nggak pernah menggunakan tanda seru (!) alias nggak pernah pakai  kekerasan. Tapi biarpun begitu semua nasehatnya kena banget buat aku.

3. Pahlawan Tanpa Tanda Tanya (?)

Bikin masakan setiap hari senin - jumat, begitu terus setiap hari kerja. siapakah mereka? Mereka adalah para chef di Femina tempat aku kerja. Mereka memasak untuk lebih dari 700 karyawan setiap harinya. Kenapa aku bilang mereka pahlawan tanpa tanda tanya? Karena mereka nggak pernah tanya, mau makan apa? (secara sudah dibuatin menu untuk 1 bulan), nggak tanya pada doyan apa nggak sama menunya (gila saja kalau harus nanya 700 orang), nggak perduli rasanya asin atau hambar (coba saja masak 5 jam untuk 700 orang) dan yang jelas mereka juga nggak akan tanya mau nambah atau nggak. Makan, ya, makan saja, kalau masih ada boleh nambah tapi ngantri lagi dari belakang ya! hehehehe...

4. Pahlawan tanpa tanda koma (,)

Yang satu ini penghargaannya buat kamu, iya, kamu. Kamu yang sudah membuat hidup aku sempurna. Kamu yang sudah membuat aku berada di tanda baca titik (.) dalam pencarian jodohku, bukan koma (,) lagi. Saiiikkk.. :D

Jumat, 20 November 2015

Member Card Gramedia Bookstore



Sumber gambar: cindraprasasti.com
Assalamualaikum!

Sabtu di awal November 2015 ini ceritanya aku dapet jatah Me time. Seperti biasa, tujuanku paling ke XXI, toko buku dan berakhir di tempat makan.

Kali ini aku nggak akan ngebahas film apa yang aku tonton, atau makanan apa yang aku makan dan di mana tempatnya, tapi yang mau aku bahas adalah apa yang aku lakuin hari ini di toko buku.
Yap, toko buku emang jadi tempat wajib yang aku kunjungi setiap kali pergi ke mall. Karena hobi membacaku sudah tertanam sejak usia dini. Aku memang penyuka komik. Donal bebek dan poket paman gober atau komik-komik keluaran elex media dan m&c selalu masuk dalam daftar belanja buku setiap bulannya. Aku emang nggak terlalu suka buku yang sifatnya serius, jadi buku-buku literature, novel sangat sedikit yang aku punya.

Kamis, 12 November 2015

5 Tips Pacaran Tahan Lama

Sumber gambar: pixabay.com
Baru pacaran 1 bulan sudah putus, paling lama pacaran 1 tahun. Kalau kalian mengalami ini, tandanya kalian punya kelainan dalam percintaan. Karena cinta itu mudah dijalankan jika kedua pasangan bisa saling menjaga dan saling mengerti satu sama lain.

Mau awet dalam percintaan? Nih, aku kasih tau 5 tips supaya langgeng dalam pacaran.

  1. Setia, bukan singkatan dari Selingkuh Tiada Akhir, ya. Maksudnya menjaga mata dan hatinya hanya ke pasangan kita. Nggak gampang tergoda sama Highheels, rok mini, belahan dada. Kalau hati sudah menunjuk seseorang untuk menempati hatimu, jadikanlah dia ratu di sana selama takdir masih mempercayakan dia berada di sana.
  2. Buat pasangan merasa diinginkan. Buatlah pasangan mu merasa menjadi orang yang spesial dalam hidupmu, jangan malu menunjukan sayangmu dan bagaimana kamu merasa beruntung memiliki dia sebagai teman menjalani hari-hari.
  3. Hargai satu sama lain. Jangan pernah malu mengenalkan pasangan kita ke teman-teman tempat kita bergaul seperti di kantor, kampus, sekolah atau di manapun tempat kita menghabiskan waktu. Jangan pernah mencoba menggeser keberadaan pasangan kita dan menggantikan dengan yang lainnya
  4. Jangan main mata dengan orang lain. Jangan coba-coba deh! Main yang biasa saja, main petak umpet, main tak jongkok, main futsal, atau PS masih lebih sehat ketimbang main mata. Selain mata kamu bisa jereng, main mata bisa mengakibatkan kamu buta. Gimana nggak buta, kebanyakan ngelirik  ketahuan pacar, mata kamu dicolok. Tips buat kamu yang punya pacar matanya suka jelalatan, boleh dikasih kacamata kuda, supaya nggak lirik ke mana-mana. Cuma bisa lihat ke depan. Atau kamu mau coba main mata sama buaya?, singa? Silahkan
  5. Jangan bohong. Haram hukumnya buat kata satu ini. Karena dengan berbohong kamu akan mencari kebohongan lain untuk menutupi kebohongan-kebohongan yang sudah kamu lakukan. Lalu kapan kamu mau jujurnya?

Happy blogging!



Minggu, 08 November 2015

Salipan Cinta



“Pagi Sapri” 

Sapa Ayu dengan lembut, gue yang disapa cuma bengong bego. Ayu, temen sekelas gue di mata kuliah Interaksi Manusia dengan Komputer. Blasteran Jawa-Belanda bikin Ayu punya kulit putih mulus, pipi merona merah dan hidungnya mancung banget. Saking mancungnya Ayu sampai takut kalau berdiri di bawah pohon pagi hari, takut banyak burung pipit yang nangkring dihidungnya disangka batang pohon. Rambutnya Ayu hitam lurus, berperawakan tinggi, langsing. Sayang Ayu punya hobi kentut.

Pagi itu, pertama kalinya Ayu negur gue setelah hampir 1 bulan kita kenal. Tapi sebenernya gue naksir Ayu pas ngeliat dia waktu Ospek. Sejak itu gue jadi Secret Admire-nya. Diem-diem gue coba cari tau apa kesukaan dan kebiasaan Ayu, dari makanan, warna kesukaan, sampai hobinya.

“Woy, mingkem! Ntar disangka lalet ada bunga Rafflesia baru mekar”

Pukulan Tagar nyadarin gue dari hipnotis suaranya Ayu. Tagar temen satu tongkrongan gue.