Rabu, 06 Januari 2016

Yoghurt Cisangkuy - Bandung

 
Yoghurt Cisangkuy - www.cindraprasasti.com

"Triiit!" Notifikasi what's app ku berbunyi.
"Bun, mampir ke Yoher Cisangkuy, deket dari situ" begitulah kira-kira isi pesannya.

Yoher? Ya Allah, ternyata yang dimaksud si Teteh itu yoghurt. Pake gegayaan nyebutnya yoher, bikin otak ngerem mikir mendadak.

Lagi-lagi aku nyalahin aplikasi google maps untuk nyari di mana yoghurt cisangkuy berada. Astaga! ternyata tempatnya tadi aku lewatin pas jalan dari Taman Lansia ke Museum Geologi, capek deh! hahaha.. Namun karena penasaran jadinya ya, tetap dijabanin ke sana. Tapi masyaAllah ramai banget yang datang, pesanpun harus ngantri sekitar 10 menit.

"Bun, sekalian pesen mie kocoknya, enak!" Si Teteh nge-what's app lagi. Cuma karena aku baru makan nasi bakar, perut masih berasa begah, jadi aku tunda pesan mie kocoknya cukup nyobain yoghurtnya saja.

Duduk-duduk santai, ditemani hembusan angin sore Bandung sambil minum yoghurt, sempurna banget ini hari. Bandung lagi mendung berat sore ini, jadi agak dingin.

Pepohonan besar bikin Bandung adem - www.cindraprasasti.com

Oke, fokus ke yoghurtnya. Aku pesan yoghurt lecci ditambah buah, dan yoghurt anggur tanpa buah. Rasa asem dan creamy-nya bikin nagih, segar banget. Cuma menurutku yoghurtnya terlalu manis, mungkin karena aku nggak terlalu suka yang manis-manis kali ya. Tapi secara keseluruhan, ndes banget! Untuk harganya, 1 gelas yoghurt dengan buah di bandrol Rp 20.000, kalau yang tanpa buah lupa berapa harganya, maafkeun... :-(

Nah, buat kamu yang lagi jalan-jalan seputaran Gedung Sate, mampir sakejap ke yoghurt cisangkuy, di jalan Cisangkuy (seberangan sama Taman Lansia)

Happy blogging!

Nasi Bakar 15 - Bandung


Nasi Bakar Komplit - www.cindraprasasti.com

Sebelum berangkat ke Bandung, aku sempat searching tempat makan yang enak di sekitaran Gedung Sate. Karena memang rencananya aku cuma mau jalan-jalan seputaran Gedung Sate saja, supaya nggak terlalu jauh sama travel-nya. Maklum ya, jalan-jalannya PP nggak pakai nginep.

Setelah berseru-seru ria di google, aku nemu salah satu blog, tapi aku lupa nama blog-nya apa, isinya mengulas tentang tempat makan di sekitaran Gedung Sate. Salah satunya Nasi Bakar 15. Karena penasaran sama bentuknya, jadi pas di Bandung aku mampirlah ke sana.

Letak Nasi Bakar 15 pas banget di belakang Gedung Sate, tepatnya di jalan Cimandiri no. 24. Suasananya enak, adem, sejuk. Di sana ada 2 pilihan tempat untuk makannya, yang duduknya pakai bangku atau model lesehan. Aku pilih yang duduk lesehan, lebih enak buat ngelonjor menurutku. Oh ya, pesan makanannya langsung di tempat kasir, jadi jangan harap ada pelayan yang nyamperin kamu buat pesan makanan hehe..

Lalu mataku langsung tertuju ke menu Nasi Bakar Komplit yang isinya: nasi bakar, ayam panggang, pepes tahu, perkedel jagung, lalapan timun, daun kemangi dan kol. Untuk minumnya aku pesan es teh manis.

Nunggu 10 menit saja, dan makanannya keluar. Aku benar-benar penasaran sama rasa nasi bakarnya. Aku icip satu persatu, dari ayam bakarnya, rasa bumbunya meresap, enak. Sambalnya nggak pedas dan porsinya sedikit. Pepes tahunya agak kurang asin dan kurang cabai, jadi warnanya pucat. Perkedel jagungnya, kebanyakan terigu, jagungnya sedikit. Lalu Ini nih, yang paling aku tunggu-tunggu, buka gulungan nasi yang digulung daun pisang dan dibakar. Tapi saya kecewa pemirsah! Ternyata nasi bakarnya nggak sesuai perkiraan aku.

Kekecewaan pertama, nasi bakarnya pelit banget isi. Yang aku tau nasi bakar itu isinya ada ikan teri atau ayam atau daging yang diberi bumbu, bisa bawang-bawangan, cabai-cabaian dan daun kemangi. Kalau nasi bakar di sini, memang ada isinya ikan teri, tapi ikan terinya cuma 2 biji. Nggak ada bumbu-bumbuannya.

Kekecewaan kedua, rasa nasi bakarnya kurang enak, hambar, bahkan aroma-aroma daun pisangnya pun nggak ada. Pokoknya kurang sedap.

Kekecewaan ketiga, di mejanya nggak dikasih lilin atau apa gitu supaya lalat pada minggat. Tempat sudah adem, sejuk, tapi kalau lagi makan lalatnya pada terbang-terbang kan capek ya, capek ngibasin lalat. *ngibasin pakai poni hihihi..

Jadi untuk Nasi Bakar 15 di jalan cimandiri (belakang Gedung Sate) aku kasih nilai 3 deh! Beneran nggak sesuai perkiraan soalnya.

Bintang Penilaian


Berikut harga makanan yang aku santap siang ini di Bandung.

Nasi bakar komplit: Rp 18.000

Es Teh Manis: Rp 4000

Total Rp 22.000

Happy Blogging!

Senin, 21 Desember 2015

Aku dan Hijab

 
#DareToShare- www.unidzalika.com



Assalamualikum,

Ketika lagi blog walking, aku nemuin 1 posting-an yang membuat aku berhenti sejenak di unidzalika.com. “Wah, Uni lagi bikin give away tentang pengalaman yang bersinggungan dengan hijab, nih" Pikirku kala itu.

Give away yang bertajuk #DareToShare, langsung bikin aku kepengin ikutan. Sebenarnya bukan karena mengincar hadiah atau apa, hanya karena pas kebetulan aku memang lagi mau posting tentang pengalamanku berhijab, jadi sekalian, deh, hehehe..

Aku termasuk newbie dalam dunia perhijaban, baru 5 bulan aku memutuskan untuk menggunakan hijab. Sebenarnya keinginan berhijab sudah terpikir olehku sejak 2 tahun lalu, namun begitu banyak keraguan, kekuatiran dalam hatiku terkait dengan keterbatasanku dalam mencari rejeki, ijin dari atasanku, ijin dari keluarga, keterbatasanku dalam bergaul, belum baiknya ibadahku, sholat masih suka bolong-bolong, dan keribetan dalam berpakaian sampai ngebayangin gerahnya berpakain muslimah. Aku rasa setiap wanita muslim yang belum berhijab, pasti ada rasa seperti yang aku alami.

Entah sudah berapa sahabat, saudara yang menasihati aku untuk mulai berhijab. Saat itu aku menjawab “Aku belum mampu berhijab, ibadahku masih bolong-bolong, hatiku belum terpanggil. Daripada nanti aku setengah hati dan tidak istiqomah, lebih baik nanti saja saat aku siap”. Kalimat “aku belum siap” selalu menjadi jawaban.

Namun, saat Ramadhan di tahun 2015, selama 3 malam berturut-turut aku diberikan mimpi yang aneh, lebih tepatnya seram, sih. Malam pertama, aku bermimpi, aku berada di dalam ruang kosong, dan gelap. Entah di mana, tapi tidak ada apapun dan siapapun di sana, hanya aku. Aku teriak minta tolong, memanggil ibuku, ayahku, semua orang yang aku kenal namun tidak ada satu orangpun yang menjawab. Hingga aku merasa bahwa aku sedang berada di dalam kubur. Aku hanya mampu ber-istighfar. Malam ke dua, aku bermimpi sedang menghadapi kiamat (setidaknya itu yang ada dipikiranku kala itu), semua porak poranda, semua berlari, hingga aku terpisah oleh semua keluargaku. Malam ketiga, aku bermimpi aku tertidur di ruang sempit. Aku hanya terbujur tanpa mampu membalikan badan.

Setelahnya, setiap kali aku membuka facebook, aku selalu menemukan cerita tentang siksa neraka untuk para wanita muslim yang tidak menutup auratnya. Dari situ aku merasa Allah sedang menyentuh imanku agar aku memperbaiki diri. Aku mulai bertanya ke seorang sahabat muslimah tentang keinginanku untuk mulai berhijab. Satu kalimat yang menohok sekali di hatiku “Udah tua lo, mau kapan lagi nutup aurat” hehehe.. kalau bawa umur susah, ya.

Tepat seminggu setelah Ramadhan berlalu, tanggal 29 Juli 2015, dengan membaca Bismillah, aku mencoba menepiskan semua keraguan, kekhawatiran yang selalu menari-nari di hati. Aku pasrahkan segalanya, termasuk rejekiku hanya kepada Allah. Alhamdulillah semua lancar dan insyaAllah aku istiqomah, bukan, tapi harus istiqomah.

Sekarang kalau inget semua hal yang membuat aku ragu untuk berhijab suka malu sendiri. Kenapa aku harus ragu? Kenapa aku harus kuatir? Bukannya berhijab itu adalah kewajiban yang harus dilakukan setiap muslimah.

Sebelum mengakhiri cerita, aku punya saran untuk para wanita muslim:

Berhijab adalah ibadah, berhijab adalah kewajiban yang harus dilakukan. Jika kamu belum berhijab karena merasa ibadahmu masih berantakan, dan kamu menunggu ibadahmu benar baru berhijab, dijamin seumur hidupmu kamu tidak akan melakukan kewajibanmu yang satu itu (red. Berhijab). Jadi ubahlah pikiranmu manjadi begini, “berhijablah, maka ibadahmu akan sempurna”. Karena dengan kita memakai hijab, segala tingkah laku akan terjaga dan berubah menjadi lebih baik, termasuk sholat. Ketika kamu sudah berhijab, maka kamu akan malu jika sholatmu bolong-bolong, jika kelakuanmu buruk. Janganlah pernah ragu jika kamu berada dijalan yang benar, pasrahkan dan yakin kepada Allah SWT. Percayalah bahwa penciptamu tidak akan menelantarkan makhluknya yang berada dekat dengan Nya. Dan percayalah, Allah mempunyai banyak cara untuk mengetuk iman makhluk ciptaannya agar menjadi lebih baik lagi.

Semoga cerita ini bermanfaat, and nice to share it with you 

Wassalamualaikum.


PS: Cerita ini hanya berisi pengalaman pribadi saja, tanpa maksud memprovokasi. Tulisan inipun hanya untuk diikutsertakan dalam giveaway #DareToShare




Jumat, 11 Desember 2015

Rindu Masa Lalu

@cindraprasasti

“Beli kado apa kita Dam?”
Auk, bingung”
“Beliin softex aja deh, pasti kepakai kan?”
“Agak gimana sih, tapi daripada nggak ada ide”

Akhir dari percakapan gue sama Adam teman sehidup gue, yang sudah 1 jam nggak nemuin kado apa yang akan kita kasih ke Putri teman sekelas gue dan Adam yang hari ini ulang tahun.

“Pertanyaan selanjutnya, kita beli softex di mana?”
“Coba cari di matrial aja bro”
“Lo kira softex bakal campuran semen!”
“Ya elo pake nanya ke gue! Noh warung, mendingan lo buruan beli di situ” Suruh Adam sambil nunjuk ke warung
“Gue?? Elo aja kali! Lo kira gue cowok apaan pake begituan” sambil niru suara banci
“Ya terus siapa yang beli nih? Kita berdua aja deh, biar adil”
“Oke”

Kita berdua udah kayak pasangan homo yang mau masuk hotel. Tapi begitu sampai di depan warung, gue dan Adam kompakan berhenti.

“Gue nggak bisa begini Dam! Nggak bisa! Mau taruh di mana harga diri gue sebagai lelaki tulen? Masa gue beli pembalut, kalau sampai fans gue lihat gimana?”
“Ah, sempak! Gini deh, kita ke rumah Rindu aja yuk? Kan deket tuh dari rumah Putri, ntar kita minta tolong dia beliin pembalutnya”

Gue dan Adam langsung cabut kerumah Rindu. Rindu itu temen SMP gue dan Adam. Tapi kalau sama Adam, Rindu sudah temenan sejak SD. Rindu Orangnya asik, jago main gitar dan organ, dia nggak gampang ngambek atau marah sekalipun diledek. Rindu sempat jadi temen sekelas gue waktu SMP. Badannya gemuk, pakai kacamata, rambutnya selalu dipotong Sheggy. Nggak ada yang menarik lah di diri Rindu kalau menurut gue.

“Assalamualaikum, Rindu!” panggil gue dan Adam berbarengan
Seorang wanita paruh baya keluar, itu Ibunya Rindu. Gue dan Adam langsung cium tangan
“Rindu, ada bu?”
“Ada, ayo masuk”

Gue pun ngikutin si Ibu masuk ke dalam rumah.

“Ndu, ada temen kamu nih” Panggil sang ibu
“Iya” Suara lembut Rindu terdengar dari balik ruangan yang gue tahu itu adalah kamarnya.
“Woy, Dam, Ndi, tumben lo pada ke sini. Gue kira udah lupa jalan rumah gue”

Sosok perempuan dengan celana pendek berwarna putih, kaki dan pahanya yang mulus berdiri di depan gue. Shit, siapa ini yang ada di depan gue? Ini Rindu? Rindu yang gendut, yang menurut gue nggak menarik? Ini beneran dia? Kemana lemak-lemak ditubuhnya? Badannya tidak lagi gendut.

Suara Adam dan Rindu hanya terdengar sampai telinga gue, tanpa mampu gue ikutan nimbrung dalam percakapan mereka. Tiba-tiba otak gue mengalami gangguan koma sesaat. Rindu terlihat menarik, dan mata gue nggak mampu teralihkan darinya.

Saat Rindu bangun dari duduknya, semua lamunan gue buyar.

“Mau ke mana si Rindu, Dam?”
“Beli pembalut”
“Lah, lagi dateng bulan dia?”
Et, Zigot! Lah kan kita minta tolong sama dia buat beli kado si Putri. Lo gimana sih? Dari tadi gue perhatiin cuma bengong doang, mana pake ngiler-ngiler lagi”
“kaget gue, Dam..” belum sempat gue lanjutin, Rindu balik sambil bawa sebungkus pembalut wanita.
“Nih, trus ini dibungkus pake apa?” tanya Adam
“Iya lupa nggak beli kertas kadonya”
“Gini aja nggak usah dibungkus tinggal tambahin pita aja, gimana?” kita berdua mengangguk kompak tanda setuju sama usul Rindu.

Setelahnya, gue dan Adam Pamitan. Nggak lupa tukeran nomer HP dan bilang terima kasih ke Rindu.
Bayangan muka Rindu menemani gue sepanjang jalan menuju rumah Putri. Sahabat kecil gue yang dulu gue kenal masih pakai rok biru, sekarang jadi pribadi yang menarik. Tapi sikap dan sifatnya nggak pernah berubah, Rindu tetap hangat, ceria, baik dan nggak pernah marah walau dibercandain bagaimanapun. Dia masih sama dengan Rindu yang dulu.

“Rindu  cantik ya, Dam sekarang”
“Iya beda banget ya, sama pas SMP. Kenapa lo? Naksir? Ngaca broh, si tya lo mau ke manain?”

Pertanyaan Adam rasanya nggak perlu gue jawab. Yang pasti gue seneng bisa ketemu Rindu hari ini. Pertemuan pertama kali setelah 4 tahun kita nggak pernah berjumpa sekalipun. Haaah.. ternyata waktu cepat sekali berlalu, dan tiba-tiba ada sebuah Rindu menyelip di kalbu, tentang masa-masa itu.




Senin, 30 November 2015

Bikin Video Dengan Video Scribe [Tutorial]

Hai!

Kali ini aku mau share tutorial video. Awalnya aku penasaran gimana ya, cara orang-orang bikin video yang modelnya kayak orang ngegambar gitu hihihi.. bingung ngejelasinnya.

Lalu salah seorang sahabat kasih masukan untuk pakai Sparkol, itu video maker yang user friendly apalagi untuk pemula macam aku ini. Alhasil searching lah tentang Sparkol di mbah google dan youtube. Setelah dibaca dan ditonton video-nya, kayaknya gampang banget bikinnya. Langsung deh, download dan eksekusi.

Buat kamu, yang mau nyoba-nyoba ikutan bikin video, nih, aku kasih tau caranya. Sebelumnya jangan lupa download aplikasinya dulu ya, di www.sparkol.com. Oh, ya, untuk mendapatkan aplikasinya, kamu harus bikin account dulu di sparkol.com gampang kok, cuma register pakai email lalu konfirmasi email dan  selesai.

Pilih saja yang free download, atau pakai yang trial selama 7 hari juga boleh. Kalau mau yang berbayar pun bisa hihihi..

Untuk tutorial ini aku pakai yang trial, karena aku cuma pengin tahu saja bagaimana bikinnya. Berikut tutorial-nya :

1. Login video scribe
2. Create new frame

cindraprasasti.com
 3. Tinggal ditambah-tambahin deh, gambar atau text yang mau kamu bikin.
 
cindraprasasti.com

cindraprasasti.com
Atur urutan frame dan waktunya

cindraprasasti.com
  4. Biar makin yahud video yang kita buat, bisa ditambahin musik sebagai backsound video.


cindraprasasti.com

This is it! Video-nya sudah jadi. Di Video Scribe, karena aku pakai yang trial kelihatannya hasilnya tidak bisa di convert ke tipe file media lain seperti WMV, AVI, MOV, harus pakai yang go pro dan itu berbayar. Tapi tenang, video yang kamu buat itu tetap bisa di share ke Facebook, Youtube, atau dibikin ke dalam bentuk pdf buat presentasi.

Ini dia! Video yang aku bikin, dan sudah di upload ke youtube. di-like dong, hehehehe.. :D


 Gimana? tertarik bikin video-nya?

 Happy blogging!





Rabu, 25 November 2015

Pahlawan Tanpa Tanda Baca



http://coretanescher.blogspot.co.id

25 November adalah hari ulang tahun untuk semua guru-guru di Indonesia. Para gurulah yang membuat kita bisa tahu isi dunia tapi tidak meminta timbal balik, hingga mereka menyandang predikat Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.


Nah, biar pas sama moment-nya hari ini aku juga mau ngasih gelar untuk orang-orang yang udah berjasa dalam hidupku khususnya, dalam beberapa kategori.

1. Pahlawan Tanpa Tanda Titik (.)

Ungkapan ini aku tujuin ke semua ibu, bunda, mommy, mother, mama, emak (apapun penyebutannya) sedunia. Kenapa "tanpa tanda titik"? Karena jasa seorang ibu, mama, mommy,dll itu nggak berbatas. Kalau kamu mau bikin cerita tentang jasa seorang ibu silahkan dicoba deh, dijamin cerita kamu itu pasti isinya tanda koma (,) melulu. Tau nggak? bahkan mungkin saat sudah meninggalpun andai masih diberikan kesempatan memohon kepada Tuhan, seorang ibu masih akan memohon ampunan dosa untuk anaknya. Rasa sayang mana lagi yang sanggup kamu dustai? (love you, bu).

2. Pahlawan Tanpa Tanda Seru (!)

Kalau yang satu ini aku tujuin khusus untuk ayahku, karena gaya mendidiknya nggak pernah menggunakan tanda seru (!) alias nggak pernah pakai  kekerasan. Tapi biarpun begitu semua nasehatnya kena banget buat aku.

3. Pahlawan Tanpa Tanda Tanya (?)

Bikin masakan setiap hari senin - jumat, begitu terus setiap hari kerja. siapakah mereka? Mereka adalah para chef di Femina tempat aku kerja. Mereka memasak untuk lebih dari 700 karyawan setiap harinya. Kenapa aku bilang mereka pahlawan tanpa tanda tanya? Karena mereka nggak pernah tanya, mau makan apa? (secara sudah dibuatin menu untuk 1 bulan), nggak tanya pada doyan apa nggak sama menunya (gila saja kalau harus nanya 700 orang), nggak perduli rasanya asin atau hambar (coba saja masak 5 jam untuk 700 orang) dan yang jelas mereka juga nggak akan tanya mau nambah atau nggak. Makan, ya, makan saja, kalau masih ada boleh nambah tapi ngantri lagi dari belakang ya! hehehehe...

4. Pahlawan tanpa tanda koma (,)

Yang satu ini penghargaannya buat kamu, iya, kamu. Kamu yang sudah membuat hidup aku sempurna. Kamu yang sudah membuat aku berada di tanda baca titik (.) dalam pencarian jodohku, bukan koma (,) lagi. Saiiikkk.. :D

Jumat, 20 November 2015

Member Card Gramedia Bookstore



Sumber gambar: cindraprasasti.com
Assalamualaikum!

Sabtu di awal November 2015 ini ceritanya aku dapet jatah Me time. Seperti biasa, tujuanku paling ke XXI, toko buku dan berakhir di tempat makan.

Kali ini aku nggak akan ngebahas film apa yang aku tonton, atau makanan apa yang aku makan dan di mana tempatnya, tapi yang mau aku bahas adalah apa yang aku lakuin hari ini di toko buku.
Yap, toko buku emang jadi tempat wajib yang aku kunjungi setiap kali pergi ke mall. Karena hobi membacaku sudah tertanam sejak usia dini. Aku memang penyuka komik. Donal bebek dan poket paman gober atau komik-komik keluaran elex media dan m&c selalu masuk dalam daftar belanja buku setiap bulannya. Aku emang nggak terlalu suka buku yang sifatnya serius, jadi buku-buku literature, novel sangat sedikit yang aku punya.