Kamis, 03 November 2016

Keracunan Oksigen

Image by: www.pixabay.com

Hampir 40 hari ayah saya berpulang ke pangkuan Illahi, tapi kepergiannya meninggalkan banyak pembelajaran untuk saya dan orang-orang di sekeliling saya.

Saat ini sering sekali saya lihat di televisi iklan layanan masyarakat tentang bahaya merokok. Bukan di televisi saja, sih, sering kita lihat berita yang menjadi viral tentang penderita kanker paru, atau korban rokok aktif maupun pasif. Namun akhirnya saya mengerti mengapa pemerintah sangat gencar memberikan peringatan kepada masyarakat tentang dampak buruk rokok.

Ayah saya penderita PPOK akut karena rokok. Penyakit Paru Obstruktif kronik adalah penyakit saluran napas kronis. Orang dengan PPOK akan mengalami kesulitan bernapas, disebabkan oleh penyempitan saluran udara. Dalam kasus ayah saya ini, beliau adalah perokok berat, akibatnya zat adiktif pada rokok menyebabkan saluran tempat keluarnya CO2 pada paru-parunya kaku dan menyempit. Sehingga menghambat keluarnya CO2 dalam tubuh. Perbandingan O2 yang masuk dan CO2 yang keluar 2:1. Hal ini membuat sesak napas dan tubuhnya lemas.

             Baca juga: Kisah Ayahku Bersama paru-parunya 


Karena sesaknya beliau disarankan oleh dokter parunya menggunakan alat bantu pernapasan yaitu oksigen. Alhasil beliau membeli 1 tabung oksigen sebagai alat bantu pernapasan jika ia mengalami sesak napas.

Awalnya semua berjalan seperti biasa, hingga ia mulai sering menggunakan oksigennya terutama selepas pulang dari rawat inap di RS. Beliau semakin sering sesak. Hari demi hari, ayah semakin ketagihan bernapas menggunakan oksigen, karena jika bernapas melalui oksigen tubuh kita tidak perlu repot-repot menarik napas.Tapi karena tindakannya itu justru berakibat fatal bagi tubuhnya sendiri. 

Dari 1 lalu 2, lalu mulai tambah menjadi 3 dan 4, hingga akhirnya ia merasa tidak cukup mempunyai 4 tabung oksigen dan membeli 1 lagi, mengganjilkannya menjadi 5 tabung oksigen. Ayah semakin tidak percaya diri untuk bernapas sendiri. Tubuhnya seperti ketagihan menggunakan oksigen. Dalam sehari ayah saya bisa menghabiskan 4 tabung oksigen, itupun karena yang 1 tabung saya umpetin dengan alasan untuk cadangan jika habis sama sekali.
Suatu hari saya iseng searching di Google dampak buruk penggunaan alat bantu oksigen yang berlebihan. Saya menemukan 1 artikel yang membahas tentang keracunan oksigen. (Tapi saya lupa menyimpan link-nya.) Saya terkejut, bahwa beberapa ciri-cirinya ada pada ayah saya. Lalu pada suatu waktu, kebetulan Jesika JNE sedang mengadakan interaktif dengan dokter jantung, saya pun ikutan dan menanyakan apakah  penggunaan alat bantu oksigen yang berlebihan akan mengganggu kinerja jantung? Karena beberapa hari ini, ayah saya mengeluh sakit dibagian dada. dr. Liza Fathia memaparkan bahwa penggunaan alat bantu oksigen yang berlebihan bisa menyebabkan penggunanya mengalami keracunan oksigen. Ciri-cirinya adalah:
   
1. Keracunan oksigen berefek pada syaraf-syaraf, ditandai dengan kejang-kejang
2. Keracunan oksigen juga berefek pada paru-paru, ditandai oleh sesak napas dan nyeri di dada
3. Organ lain yang dapat terganggu karena keracunan oksigen adalah mata. Bisa menyebabkan kebutaan.
4. Dan yang terakhir ini adalah jawaban dari dokter paru-paru ayah saya. Jika menggunakan oksigen berlebihan dan tanpa ukuran yang pas, bisa mengganggu fungsi otak hingga hilang kesadaran.

Apa yang saya baca di artikel, sama dengan jawaban dari dr. Liza. Ayah saya pun telah mengalami hampir semua point di atas. Syaraf-syaraf yang kejang, ayah saya sering merasakan kejang perut. Syaraf yang bermasalah, syaraf hidung ayah saya pun bermasalah, sering keluar cairan ingus yang tidak bisa ditahan. Jadi ingusnya menetes dengan sendirinya. Sering merasa sesak dan nyeri dada, ayah saya pun semakin sering merasakanya sejak memakai oksigen yang berlebih. Dan yang terakhir, keracunan oksigen dapat menyerang dan mengganggu fungsi otak hingga hilang kesadaran, itu yang diungkapkan dokter paru ayah saya ketika memeriksa ayah saya yang anfal pada 4 Oktober 2016 jam 5.00 pagi. Ayah saya kehilangan kesadarannya setelah menghabiskan 2 tabung oksigen dalam waktu 2 jam, yang seharusnya 2 tabung oksigen itu diperuntukan pemakaian jangka waktu 14 jam. Kami sekeluarga sudah sering memperingati agar tidak menggunakan secara berlebihan. Namun tampaknya, karena rasa sesaknya semakin menjadi, ayah saya nekat menaikan ukuran tekanan oksigen-nya. Ayah saya kehilangan kesadaran selama 22 jam di RS. Aminah Ciledug, dan dinyatakan meninggal dunia akibat gagal napas pada 5 Oktober 2016 pukul 03.30 WIB.

Banyak orang yang belum tau, bahwa penggunaan alat bantu oksigen yang tidak terkontrol bisa mengakibatkan keracunan oksigen yang dapat mengancam diri penggunanya. Sekali lagi, memang hidup dan mati adalah rahasia Allah SWT. Tapi tidak ada salahnya kita menjaga segala pemberianNya termasuk menjaga kesehatan tubuh. Karena sehat adalah hak semua yang hidup tidak terkecuali paru-paru kita. 
Stop smoking, please, be kind with your body.

38 komentar:

  1. Inna lillahi wa inna lillahi roji'un.

    Saya turut berduka cita, mba..
    Smoga Allah melapangkan kubur ayahanda dan mba Cindra beserta keluarga diberi kesabaran.


    Ceritanya sungguh menjadi pembelajaran sendiri utk saya, mba.
    Terima kasih.

    BalasHapus
  2. Ternyata, keracunan oksigen itu sangat berbahaya yah. Bapak aku juga dulu, perokok berat, dan meninggalnya karena sesak napas nya. Hmm, semoga kita bisa menjaga tubuh kita yah, dan semoga ayah Bunda Cindra ttenants sana.

    BalasHapus
  3. suatu pembelajaran untuk saya kak, bahwa segala sesuatu yang berlebihan memang tak baik. Saya turut berduka cita atas meninggalnya ayahhandanya kakak :'

    BalasHapus
  4. Saya turut berduka cita mba.

    Terima kasih sharednya, baru tau ada keracunan oksigen. Memang benar ya menggunakan suatu hal itu tidak boleh berlebihan. Berlebihan bisa berimbas gak baik.

    Semangat mba. Salam untuk keluarga

    BalasHapus
  5. Turut berduka cita atas meninggalnya ayah Mbak Cindra. Sedih juga membaca kronologis usaha pengobatan beliau.

    Ayah saya juga perokok. Semoga bisa cepat berhenti. Karena merokok tidak hanya berbahaya utk diri sendiri tapi jg utk orang2 di sekitar. Saya mengidap penyakit pernapasan, kemungkinan besar karena saya adlh perokok pasif sejak bayi.

    BalasHapus
  6. Innalillahi wa innaillahi rojiun... turut berduka cita mbak, semoha beliau mendaoat tempat terbaik disana... aamiin...
    Baru tau saya kalo ternyata oksigen berlebihan dampaknya bisa buruk sekali, tfs mba...

    BalasHapus
  7. Innalillahiwainna ilaihi rojiun semoga amal ibadah beliau diterima disisinya mba.
    Suatu pelajaran berharga ttg kesehatan, terimakasih atas share pengalamannya, pasti sedih banget saat mulia artikel ini.
    Keep strong mba

    BalasHapus
  8. Innalillahiwainna ilaihi rojiun semoga amal ibadah beliau diterima disisinya mba.
    Suatu pelajaran berharga ttg kesehatan, terimakasih atas share pengalamannya, pasti sedih banget saat mulia artikel ini.
    Keep strong mba

    BalasHapus
  9. Sayangnya para perokok berat udah terlalu kebal dengan peringatan pemerintah ya Mbak. Meskipun udah banyak buktinya tapi merokok tetap jalan terus ya

    Semoga ayahnya mendapat tempat terbaik disisi Allah ya Mbak. Amin...



    BalasHapus
  10. Sayangnya para perokok berat udah terlalu kebal dengan peringatan pemerintah ya Mbak. Meskipun udah banyak buktinya tapi merokok tetap jalan terus ya

    Semoga ayahnya mendapat tempat terbaik disisi Allah ya Mbak. Amin...



    BalasHapus
  11. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun..
    Ayahku juga perokok berat bgt :(
    Makasih sharingnya mbak, semoga amal ibadah beliau diterima oleh-Nya

    BalasHapus
  12. bahaya juga ya klo memakai tabung oksigen begitu jangan berlebihan nih solusinya untuk memakai oksigen dalam tabung

    BalasHapus
  13. Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil ya kak. Yg penting tetap tabah dan move on. Semoga ayahanda bahagia di sura

    BalasHapus
  14. Innalillahi wainnailaihi rojiun, turut berduka ya Cind.. oiya baru tau teenyata bisa ya keracunan oksigen, kalau oksigen murni dari udara pagi masih baik kali ya

    BalasHapus
  15. Innalillahi wainnaillaihi rojiun. Turut berduka, Mbak Cindra.
    Selama ini, saya pikir pemakaian oksigen itu, untuk membantu pasien yang sesak napas. Saya nggak tau, ternyata pemakaian yang berlebihan, dapat membahayakan. Terima kasih sharingnya, Mbak. Menambah pengetahuan saya.

    BalasHapus
  16. Innalillahi wainnaillahi rojiun, informasi yang menarik mba. Saya pun baru tau, kalo penggunaan oksigen secara berlebih bisa menyebabkan tubuh keracunan oksigen.

    BalasHapus
  17. terimakasih mbak cindra atas sharingnya, saya rasa aetikel ini pastinya membantu banget jika ada orang yang membutuhkan penjelasan mengenai keracunan oksigen

    BalasHapus
  18. Turut berduka ya, Mbak...
    Yg berlebihan emang jatuhnya tdk baik. Semoga ini jd pengingat buat kita semua

    BalasHapus
  19. Turut berbeasungkaa ya Mbak atas kepergian ayahanda.
    Terima kasih atas informasinya, saya baru tau kalau oksigen jg bisa menyebabkan keracunan TFS

    BalasHapus
  20. Turut berduka cita mbak. Terima kasih sharingnya. Baru tau ini, semoga bisa untuk pelajaran pembaca

    BalasHapus
  21. Doa terbaik untuk ayah ya mba. semoga dilapangkan jalannya.

    mengenai keracunan oksigen ini saya baru tahu, ternyata bahkan hal baikpun (oksigen) bila melebihi dosis bisa berdampak buruk juga ya mba. noted banget ini. jadi pembelajaran untuk masa mendatang.

    semangat ya Mba... keep inspiring

    BalasHapus
  22. Innalillahiwainna ilaihi rojiun, turut berduka cita mba...semoga amal ibadah beliau diterima disisi NYA mba.
    Aku baru tau ternyata efek berlebihan dari oksigen, semoga mba tetap sabar ya..

    BalasHapus
  23. Turut berduka cita Yah Bundaaa...
    Iya keracunan oksigen sama buruknua dengan kelebihan oksigenn

    BalasHapus
  24. Innalillahi wainnailaihi ilaihi rajiun. Kami turut berduka semoga ayahanda husnul khatimah. Mengingatkan kembali kami akan bahaya rokok.

    BalasHapus
  25. Turut berdukacita ya mbak.
    Memang untuk rokok juga perlu dibuat pengetahuan tentang bahayanya di sekolah2. Karena narkoba pun mulai dari rokok juga.

    Memang harus disosialisasikan

    BalasHapus
  26. Turut berdukacita ya mbak.
    Memang untuk rokok juga perlu dibuat pengetahuan tentang bahayanya di sekolah2. Karena narkoba pun mulai dari rokok juga.

    Memang harus disosialisasikan

    BalasHapus
  27. Innalilahiwainna ilaihi rajiun. Tururt berduka cita, mbak.

    BalasHapus
  28. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, semoga menjadi pembelajaran kita bersama mbak, dan mengingatkan pada yang muda-muda akan bahaya dan efek dari merokok.

    BalasHapus
  29. Innalillahi wainnailaihi ilaihi rajiun, turut berduka ya mba Cindra semoga keluarga diberi ketabahan. Pelajaran berharga banget, semoga makin banyak yang sadar akan bahaya dari merokok ini, dan ternyata keracunan oksigen pun efeknya bahaya juga ya mba.

    BalasHapus
  30. Turut berduka atas kepergian Bapak ya, mba...
    Makasih sudah berbagi, aku baru tahu kalau kebanyakan oksigen itu juga enggak baik. Bagaimana pun, bernapas langsung tanpa bantuan alat itu yang lebih baik ya..

    Semoga kita sehat selalu.. :)

    BalasHapus
  31. Turut berduka cita, mbak.

    Saya yang termasuk perokok berat tiba-tiba merinding baca ini. Kami, bagaimanapun, tahu pasti tentang rokok dan bahayanya, namun entah mengapa kami terlalu bebal untuk menghentikan kebiasaan buruk itu :'(

    BalasHapus
  32. Turut berduka cita ya mbak
    Semoga cerita mbak Cindra bisa menjadi pembelajaran untuk orang lain, dan semoga ayah mbak Cindra mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya

    BalasHapus
  33. Innalillahi wainnailaihi rajiun. Turut berduka cita ya dek. Di Rs saya juga menjumpai pasie yg ketergantungan oksigen dan ya akhirnya keracunan oksigen

    BalasHapus
  34. Innalillahi wainna illaihi roji'un.. turut berduka cita ya mbak. Sama halnya dengan ayah saya, beliau juga perokok berat dulunya. Dan telah berpulang di tahun 2004 silam. Memang rasanya "kehilangan" ini rasanya membekas banget buat saya. Makanya saya berharap banget orang - orang yang saya cintai tidak ada yang merokok.

    BalasHapus
  35. Innalillahi wainna ilaihi rojiun....
    Turut berduka cita ya Mbak Cindra.
    Terima kasih udah menceritakan soal keracunan oksigen ini. Aku baru tahu. Apapun yang berlebihan itu emang ga baik ya.

    BalasHapus
  36. Semoga beliau mendapat tempat yg terbaik!

    BalasHapus
  37. Aku membacanya dengan perasaan ngeri dan kepala berdenyut... berbahaya sekali, ya. Duh, jadi teringat suami yg di sebelah.

    BalasHapus
  38. Innalilahi wainna ilaihi rojiun, turut berduka cita ya mbak

    BalasHapus