Image by: www.pixabay.com |
Hampir 40 hari ayah saya berpulang ke pangkuan Illahi, tapi kepergiannya meninggalkan banyak pembelajaran untuk saya dan orang-orang di sekeliling saya.
Saat ini sering sekali saya lihat di televisi iklan layanan
masyarakat tentang bahaya merokok. Bukan di televisi saja, sih, sering kita lihat
berita yang menjadi viral tentang penderita kanker paru, atau korban rokok aktif maupun pasif. Namun akhirnya saya mengerti mengapa
pemerintah sangat gencar memberikan peringatan kepada masyarakat tentang dampak buruk rokok.
Ayah saya penderita PPOK akut karena rokok. Penyakit Paru Obstruktif kronik adalah penyakit
saluran napas kronis. Orang dengan PPOK akan mengalami kesulitan bernapas, disebabkan
oleh penyempitan saluran udara. Dalam kasus ayah saya ini, beliau adalah perokok berat, akibatnya
zat adiktif pada rokok menyebabkan saluran tempat keluarnya CO2 pada
paru-parunya kaku dan menyempit. Sehingga menghambat keluarnya CO2 dalam tubuh.
Perbandingan O2 yang masuk dan CO2 yang keluar 2:1. Hal ini membuat sesak napas dan
tubuhnya lemas.
Baca juga: Kisah Ayahku Bersama paru-parunya
Baca juga: Kisah Ayahku Bersama paru-parunya
Karena sesaknya beliau disarankan oleh
dokter parunya menggunakan alat bantu pernapasan yaitu oksigen. Alhasil beliau membeli 1 tabung
oksigen sebagai alat bantu pernapasan jika ia mengalami sesak napas.
Awalnya semua berjalan seperti biasa, hingga ia mulai sering menggunakan oksigennya terutama selepas pulang dari rawat inap di RS. Beliau semakin sering sesak. Hari demi hari, ayah semakin ketagihan bernapas menggunakan oksigen, karena jika bernapas melalui oksigen tubuh kita tidak perlu repot-repot menarik napas.Tapi karena tindakannya itu justru berakibat fatal bagi tubuhnya sendiri.
Dari 1 lalu 2, lalu mulai tambah menjadi 3 dan 4, hingga akhirnya ia merasa tidak cukup mempunyai 4 tabung oksigen dan membeli 1 lagi, mengganjilkannya menjadi 5 tabung oksigen. Ayah semakin tidak percaya diri untuk bernapas sendiri. Tubuhnya seperti ketagihan menggunakan oksigen. Dalam sehari ayah saya bisa menghabiskan 4 tabung oksigen, itupun karena yang 1 tabung saya umpetin dengan alasan untuk cadangan jika habis sama sekali.
Awalnya semua berjalan seperti biasa, hingga ia mulai sering menggunakan oksigennya terutama selepas pulang dari rawat inap di RS. Beliau semakin sering sesak. Hari demi hari, ayah semakin ketagihan bernapas menggunakan oksigen, karena jika bernapas melalui oksigen tubuh kita tidak perlu repot-repot menarik napas.Tapi karena tindakannya itu justru berakibat fatal bagi tubuhnya sendiri.
Dari 1 lalu 2, lalu mulai tambah menjadi 3 dan 4, hingga akhirnya ia merasa tidak cukup mempunyai 4 tabung oksigen dan membeli 1 lagi, mengganjilkannya menjadi 5 tabung oksigen. Ayah semakin tidak percaya diri untuk bernapas sendiri. Tubuhnya seperti ketagihan menggunakan oksigen. Dalam sehari ayah saya bisa menghabiskan 4 tabung oksigen, itupun karena yang 1 tabung saya umpetin dengan alasan untuk cadangan jika habis sama sekali.
Suatu hari saya iseng searching di Google
dampak buruk penggunaan alat bantu oksigen yang berlebihan. Saya menemukan
1 artikel yang membahas tentang keracunan oksigen. (Tapi saya lupa menyimpan link-nya.)
Saya terkejut, bahwa beberapa ciri-cirinya ada pada ayah saya. Lalu
pada suatu waktu, kebetulan Jesika JNE sedang mengadakan interaktif dengan
dokter jantung, saya pun ikutan dan menanyakan apakah penggunaan alat bantu oksigen yang berlebihan
akan mengganggu kinerja jantung? Karena beberapa hari ini, ayah saya mengeluh
sakit dibagian dada. dr. Liza Fathia memaparkan bahwa penggunaan alat bantu
oksigen yang berlebihan bisa menyebabkan penggunanya mengalami keracunan
oksigen. Ciri-cirinya adalah:
1. Keracunan oksigen berefek pada syaraf-syaraf, ditandai dengan kejang-kejang
2. Keracunan oksigen juga berefek pada paru-paru, ditandai oleh sesak napas dan nyeri di dada
3. Organ lain yang dapat terganggu karena keracunan oksigen adalah mata. Bisa menyebabkan kebutaan.
4. Dan yang terakhir ini adalah jawaban dari dokter paru-paru ayah saya. Jika menggunakan oksigen berlebihan dan tanpa ukuran yang pas, bisa mengganggu fungsi otak hingga hilang kesadaran.
Apa yang saya baca di artikel, sama
dengan jawaban dari dr. Liza. Ayah saya pun telah mengalami hampir semua point
di atas. Syaraf-syaraf yang kejang, ayah saya sering merasakan kejang perut.
Syaraf yang bermasalah, syaraf hidung ayah saya pun bermasalah, sering keluar
cairan ingus yang tidak bisa ditahan. Jadi ingusnya menetes dengan sendirinya.
Sering merasa sesak dan nyeri dada, ayah saya pun semakin sering merasakanya
sejak memakai oksigen yang berlebih. Dan yang terakhir, keracunan oksigen dapat
menyerang dan mengganggu fungsi otak hingga hilang kesadaran, itu yang
diungkapkan dokter paru ayah saya ketika memeriksa ayah saya yang anfal pada 4
Oktober 2016 jam 5.00 pagi. Ayah saya kehilangan kesadarannya setelah
menghabiskan 2 tabung oksigen dalam waktu 2 jam, yang seharusnya 2 tabung
oksigen itu diperuntukan pemakaian jangka waktu 14 jam. Kami sekeluarga sudah sering memperingati agar tidak menggunakan secara berlebihan. Namun tampaknya, karena rasa sesaknya semakin menjadi, ayah saya nekat menaikan ukuran tekanan oksigen-nya. Ayah saya kehilangan kesadaran selama 22 jam
di RS. Aminah Ciledug, dan dinyatakan meninggal dunia akibat gagal napas pada 5
Oktober 2016 pukul 03.30 WIB.
Banyak orang yang belum tau, bahwa penggunaan alat bantu oksigen yang tidak terkontrol bisa mengakibatkan keracunan oksigen yang dapat mengancam diri penggunanya. Sekali lagi, memang hidup dan mati adalah rahasia Allah SWT. Tapi tidak ada salahnya kita menjaga segala pemberianNya termasuk menjaga kesehatan tubuh. Karena sehat adalah hak semua yang hidup tidak terkecuali paru-paru kita.
Stop smoking, please, be kind with your body.
Inna lillahi wa inna lillahi roji'un.
BalasHapusSaya turut berduka cita, mba..
Smoga Allah melapangkan kubur ayahanda dan mba Cindra beserta keluarga diberi kesabaran.
Ceritanya sungguh menjadi pembelajaran sendiri utk saya, mba.
Terima kasih.
Ternyata, keracunan oksigen itu sangat berbahaya yah. Bapak aku juga dulu, perokok berat, dan meninggalnya karena sesak napas nya. Hmm, semoga kita bisa menjaga tubuh kita yah, dan semoga ayah Bunda Cindra ttenants sana.
BalasHapussuatu pembelajaran untuk saya kak, bahwa segala sesuatu yang berlebihan memang tak baik. Saya turut berduka cita atas meninggalnya ayahhandanya kakak :'
BalasHapusSaya turut berduka cita mba.
BalasHapusTerima kasih sharednya, baru tau ada keracunan oksigen. Memang benar ya menggunakan suatu hal itu tidak boleh berlebihan. Berlebihan bisa berimbas gak baik.
Semangat mba. Salam untuk keluarga
Turut berduka cita atas meninggalnya ayah Mbak Cindra. Sedih juga membaca kronologis usaha pengobatan beliau.
BalasHapusAyah saya juga perokok. Semoga bisa cepat berhenti. Karena merokok tidak hanya berbahaya utk diri sendiri tapi jg utk orang2 di sekitar. Saya mengidap penyakit pernapasan, kemungkinan besar karena saya adlh perokok pasif sejak bayi.
Innalillahi wa innaillahi rojiun... turut berduka cita mbak, semoha beliau mendaoat tempat terbaik disana... aamiin...
BalasHapusBaru tau saya kalo ternyata oksigen berlebihan dampaknya bisa buruk sekali, tfs mba...
Innalillahiwainna ilaihi rojiun semoga amal ibadah beliau diterima disisinya mba.
BalasHapusSuatu pelajaran berharga ttg kesehatan, terimakasih atas share pengalamannya, pasti sedih banget saat mulia artikel ini.
Keep strong mba
Innalillahiwainna ilaihi rojiun semoga amal ibadah beliau diterima disisinya mba.
BalasHapusSuatu pelajaran berharga ttg kesehatan, terimakasih atas share pengalamannya, pasti sedih banget saat mulia artikel ini.
Keep strong mba
Sayangnya para perokok berat udah terlalu kebal dengan peringatan pemerintah ya Mbak. Meskipun udah banyak buktinya tapi merokok tetap jalan terus ya
BalasHapusSemoga ayahnya mendapat tempat terbaik disisi Allah ya Mbak. Amin...
Sayangnya para perokok berat udah terlalu kebal dengan peringatan pemerintah ya Mbak. Meskipun udah banyak buktinya tapi merokok tetap jalan terus ya
BalasHapusSemoga ayahnya mendapat tempat terbaik disisi Allah ya Mbak. Amin...
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun..
BalasHapusAyahku juga perokok berat bgt :(
Makasih sharingnya mbak, semoga amal ibadah beliau diterima oleh-Nya
bahaya juga ya klo memakai tabung oksigen begitu jangan berlebihan nih solusinya untuk memakai oksigen dalam tabung
BalasHapusBanyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil ya kak. Yg penting tetap tabah dan move on. Semoga ayahanda bahagia di sura
BalasHapusInnalillahi wainnailaihi rojiun, turut berduka ya Cind.. oiya baru tau teenyata bisa ya keracunan oksigen, kalau oksigen murni dari udara pagi masih baik kali ya
BalasHapusInnalillahi wainnaillaihi rojiun. Turut berduka, Mbak Cindra.
BalasHapusSelama ini, saya pikir pemakaian oksigen itu, untuk membantu pasien yang sesak napas. Saya nggak tau, ternyata pemakaian yang berlebihan, dapat membahayakan. Terima kasih sharingnya, Mbak. Menambah pengetahuan saya.
Innalillahi wainnaillahi rojiun, informasi yang menarik mba. Saya pun baru tau, kalo penggunaan oksigen secara berlebih bisa menyebabkan tubuh keracunan oksigen.
BalasHapusterimakasih mbak cindra atas sharingnya, saya rasa aetikel ini pastinya membantu banget jika ada orang yang membutuhkan penjelasan mengenai keracunan oksigen
BalasHapusTurut berduka ya, Mbak...
BalasHapusYg berlebihan emang jatuhnya tdk baik. Semoga ini jd pengingat buat kita semua
Turut berbeasungkaa ya Mbak atas kepergian ayahanda.
BalasHapusTerima kasih atas informasinya, saya baru tau kalau oksigen jg bisa menyebabkan keracunan TFS
Turut berduka cita mbak. Terima kasih sharingnya. Baru tau ini, semoga bisa untuk pelajaran pembaca
BalasHapusDoa terbaik untuk ayah ya mba. semoga dilapangkan jalannya.
BalasHapusmengenai keracunan oksigen ini saya baru tahu, ternyata bahkan hal baikpun (oksigen) bila melebihi dosis bisa berdampak buruk juga ya mba. noted banget ini. jadi pembelajaran untuk masa mendatang.
semangat ya Mba... keep inspiring
Innalillahiwainna ilaihi rojiun, turut berduka cita mba...semoga amal ibadah beliau diterima disisi NYA mba.
BalasHapusAku baru tau ternyata efek berlebihan dari oksigen, semoga mba tetap sabar ya..
Turut berduka cita Yah Bundaaa...
BalasHapusIya keracunan oksigen sama buruknua dengan kelebihan oksigenn
Innalillahi wainnailaihi ilaihi rajiun. Kami turut berduka semoga ayahanda husnul khatimah. Mengingatkan kembali kami akan bahaya rokok.
BalasHapusTurut berdukacita ya mbak.
BalasHapusMemang untuk rokok juga perlu dibuat pengetahuan tentang bahayanya di sekolah2. Karena narkoba pun mulai dari rokok juga.
Memang harus disosialisasikan
Turut berdukacita ya mbak.
BalasHapusMemang untuk rokok juga perlu dibuat pengetahuan tentang bahayanya di sekolah2. Karena narkoba pun mulai dari rokok juga.
Memang harus disosialisasikan
Innalilahiwainna ilaihi rajiun. Tururt berduka cita, mbak.
BalasHapusInnalillahi wa inna ilaihi rajiun, semoga menjadi pembelajaran kita bersama mbak, dan mengingatkan pada yang muda-muda akan bahaya dan efek dari merokok.
BalasHapusInnalillahi wainnailaihi ilaihi rajiun, turut berduka ya mba Cindra semoga keluarga diberi ketabahan. Pelajaran berharga banget, semoga makin banyak yang sadar akan bahaya dari merokok ini, dan ternyata keracunan oksigen pun efeknya bahaya juga ya mba.
BalasHapusTurut berduka atas kepergian Bapak ya, mba...
BalasHapusMakasih sudah berbagi, aku baru tahu kalau kebanyakan oksigen itu juga enggak baik. Bagaimana pun, bernapas langsung tanpa bantuan alat itu yang lebih baik ya..
Semoga kita sehat selalu.. :)
Turut berduka cita, mbak.
BalasHapusSaya yang termasuk perokok berat tiba-tiba merinding baca ini. Kami, bagaimanapun, tahu pasti tentang rokok dan bahayanya, namun entah mengapa kami terlalu bebal untuk menghentikan kebiasaan buruk itu :'(
Turut berduka cita ya mbak
BalasHapusSemoga cerita mbak Cindra bisa menjadi pembelajaran untuk orang lain, dan semoga ayah mbak Cindra mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya
Innalillahi wainnailaihi rajiun. Turut berduka cita ya dek. Di Rs saya juga menjumpai pasie yg ketergantungan oksigen dan ya akhirnya keracunan oksigen
BalasHapusInnalillahi wainna illaihi roji'un.. turut berduka cita ya mbak. Sama halnya dengan ayah saya, beliau juga perokok berat dulunya. Dan telah berpulang di tahun 2004 silam. Memang rasanya "kehilangan" ini rasanya membekas banget buat saya. Makanya saya berharap banget orang - orang yang saya cintai tidak ada yang merokok.
BalasHapusInnalillahi wainna ilaihi rojiun....
BalasHapusTurut berduka cita ya Mbak Cindra.
Terima kasih udah menceritakan soal keracunan oksigen ini. Aku baru tahu. Apapun yang berlebihan itu emang ga baik ya.
Semoga beliau mendapat tempat yg terbaik!
BalasHapusAku membacanya dengan perasaan ngeri dan kepala berdenyut... berbahaya sekali, ya. Duh, jadi teringat suami yg di sebelah.
BalasHapusInnalilahi wainna ilaihi rojiun, turut berduka cita ya mbak
BalasHapus